Pengantar : Apa itu Semiotik? Perkembangan pola pikir manusia merupakan sebuah bentuk perkembangan yang mendasari terbentuknya ...
Pengantar : Apa itu
Semiotik?
Perkembangan pola pikir manusia merupakan sebuah bentuk
perkembangan yang mendasari terbentuknya suatu pemahaman yang merujuk pada
terbentuknya sebuah makna. Apabila kita amati, kehidupan kita saat ini tidak
pernah terlepas dari makna, persepsi, atau pemahaman terhadap apapun yang kita
lihat. Sekarang kita lihat benda-benda yang ada di sekeliling kita. Sering
sekali kita tanpa memikirkan bentuk dan wujud benda tersebut kita sudah bisa
mengetahui apa nama dari benda itu. Ketika kita mengendarai sepeda motor atau
mobil di jalan raya, maka kita bisa memaknai setiap bentuk tanda lalu lintas
yang bertebaran di jalan raya, seperti traffic
light misalnya, atau tanda “Dilarang Parkir” dan lain sebagainya. Pernahkah
terlintas dalam benak kita sebuah pertanyaan “mengapa tanda ini dimaknai
begini? Mengapa simbol itu dimaknai sedemikian rupa”. Kajian keilmuan yang
meneliti mengenai simbol atau tanda dan konstruksi makna yang terkandung dalam
tanda tersebut dinamakan dengan Semiotik.
Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi
tradisi dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori
tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi,
perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. (Littlejohn, 2009 : 53).
Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah
tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana komunikator
mengkonstruksi pesan. Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari perspektif atau
nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural yang menjadi ranah
pemikiran masyarakat di mana simbol tersebut diciptakan. Kode kultural yang
menjadi salah satu faktor konstruksi makna dalam sebuah simbol menjadi aspek
yang penting untuk mengetahui konstruksi pesan dalam tanda tersebut. Konstruksi
makna yang terbentuk inilah yang kemudian menjadi dasar terbentuknya ideologi
dalam sebuah tanda. Sebagai salah satu kajian pemikiran dalam cultural studies,
semiotik tentunya melihat bagaimana budaya menjadi landasan pemikiran dari
pembentukan makna dalam suatu tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem,
aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti. (Kriyantono, 2007 : 261).
Tokoh-tokoh dalam
Kajian Semiotik
Ketika kita berbicara mengenai sebuah kajian ilmu atau
sebuah teori, maka tidak bisa terlepas dari tokoh-tokoh yang mencetuskan kajian
tersebut. Semiotik tentunya memiliki tokoh-tokoh yang menjadi pemikir
terbentuknya sebuah tradisi semiotik itu sendiri, tokoh-tokoh dalam kajian
semiotik adalah :
Ferdinand de Saussure:
Saussure menjadi salah satu tokoh yang berkecimbung dalam
kajian semiotik. Tokoh yang terkenal dengan konsep semiotik Signifier (Penanda)
dan signified (petanda) ini telah menjadi memperkenalkan konsep kajian semiotik
yang memberikan sumbangsih terbesar bagi kajian keilmuan.
Roland Barthes:
Tokoh yang selanjutnya adalah Roland Barthes. Barthes
menjadi tokoh yang begitu identik dengan kajian semiotik. Pemikiran semiotik
Barthes bisa dikatakan paling banyak digunakan dalam penelitian. Konsep
pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep mythologies atau
mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes menekankan
interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya,
interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan
diharapkan oleh penggunanya. (Kriyantono, 2007 : 268). Konsep pemikiran Barthes
yang operasional ini dikenal dengan Tatanan Pertandaan (Order of Signification). Secara sederhana, kajian
semiotik Barthes bisa dijabarkan sebagai berikut :
Denotasi
Denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena
yang tampak dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar.
Contohnya adalah Coca-Cola merupakan minuman soda yang diproduksi oleh PT.
Coca-Cola Company, dengan warna kecoklatan dan kaleng berwarna merah.
Konotasi
Konotasi merupakan makna-makna kultural yang muncul atau
bisa juga disebut makna yang muncul karena adanya konstruksi budaya sehingga
ada sebuah pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda tersebut.
Contoh adalah Coca-Cola merupakan minuman yang identik dengan budaya modern, di
mana Coca-Cola menjadi salah satu produk modern dan cenderung kapitalis. Dengan
mengkonsumsi Coca-Cola, seorang individu akan tampak modern dan bisa dikatakan
memiliki pemikiran budaya populer.
Dua aspek kajian dari Barthes di atas merupakan kajian utama
dalam meneliti mengenai semiotik. Kemudian Barthes juga menyertakan aspek
mitos, yaitu di mana ketika aspek konotasi menjadi pemikiran populer di
masyarakat, maka mitos telah terbentuk terhadap tanda tersebut. Pemikiran
Barthes inilah yang dianggap paling operasional sehingga sering digunakan dalam
penelitian.
Charles Sanders
Pierce:
Analisis semiotik Pierce terdiri dari tiga aspek penting
sehingga sering disebut dengan segitiga makna atau triangle of meaning
(Littlejohn, 1998). Tiga aspek tersebut adalah :
1. Tanda
Dalam kajian semiotik, tanda merupakan konsep utama yang
dijadikan sebagai bahan analisis di mana di dalam tanda terdapat makna sebagai
bentuk interpretasi pesan yang dimaksud. Secara sederhana, tanda cenderung
berbentuk visual atau fisik yang ditangkap oleh manusia.
2. Acuan tanda atau
objek
Objek merupakan konteks sosial yang dalam implementasinya
dijadikan sebagai aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut.
3. Pengguna Tanda (interpretant)
Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. (Kriyantono, 2007 : 263).
Barthes, Roland. 1972. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Jakarta: Jalasutra
DAFTAR PUSTAKA
Barthes, Roland. 1972. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Jakarta: Jalasutra
Fiske, John. Cultural
and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Bandung :
Jalasutra
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, Stephen W,
2009 . Teori Komunikasi Theories of Human Communication edisi 9. Jakarta.
Salemba Humanika.