Kamis sore, tepatnaya pukul 16.58 tanggal 26 Maret 2015 saya mendapatkan telpon dari nomor tidak dikenal dengan kode +62-22. Kode it...
Kamis sore, tepatnaya pukul 16.58 tanggal 26
Maret 2015 saya mendapatkan telpon dari nomor tidak dikenal dengan kode +62-22.
Kode itu berasal dari daerah Bandung, tanpa berpikir panjang telpon itu saya
angkat.
‘Selamat Sore! Dengan Waki Ats Tsaqofi’
terdengar suara perempuan nan lembut di speaker-HP
‘Sore juga, betul dengan saya sendiri’
‘Sebelumnya kami atas nama Penerbit Mizan,
meminta maaf karena penelitian yang kamu tunjukan tidak dapat diproses ke tahap
selanjutnya’ terang perempuan itu.
Mendengar kabar itu, saya langsung kaget dan
heran, dan bertanya ‘Kenapa? Kok bisa? Ada yang salah-kah?’
‘Kami pun tidak tahu, intinya dari pihak
redaksi sedang tidak bisa menerima penelitian’ jawabnya tegas
Mendengar jawaban itu saya tambah heran, apa karena penelitian
yang saya ajukan menyagkut paham keislaman yang dianut penerbit Mizan, agar
tidak ketahuan corak keislaman yang sedang dibangun olehnya? Kita semua sudah
tahu bahwa penerbit Mizan merupakan salah satu penerbit besar dan penerbit
buku-buku Islam. Lalu kenapa mereka tidak mau diteliti?
Ada apa dengan Penerbit Mizan? Menari untuk
kita teliti, kenapa Penerbit Mizan tidak mau diteliti?
Bukan saya saja yang tidak bisa meneliti di
Penerbit Mizan, teman saya dari Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun tidak diterima untuk meneliti di
sana.
Mungkin banyak juga para mahasiswa yang ingin
meneliti buku-buku terbitan Mizan, tapi ditolak (tidak diproses). Saya tidak tahu
alasan kongkritnya.