Apakah benda yang paling banyak dicari orang di dunia ini? UANG. Sebagian dari kita hampir pasti menjawab demikian. Mungkin ada yang ...
Apakah benda yang paling banyak dicari orang di dunia ini?
UANG. Sebagian dari kita hampir pasti menjawab demikian. Mungkin ada yang
menjawab dengan benda lain, tetapi kalau mau dibandingkan, tentu saja yang
menjawab uang akan lebih banyak. Sekarang ini, uang adalah the most wanted in
the world.
Dalam kehidupan sehari-hari, uang sering
dibanding-bandingkan dengan suatu hal, untuk menunjukkan banyak fenomena atau
gejala kehidupan. Misalnya, uang dibandingkan dengan pembicaraan. Kalau Anda
titip uang pada orang lain, ada kemungkinan jumlahnya berkurang. Tapi kalau
anda titip pembicaraan pada orang lain, kemungkinan besar bertambah.
Perbandingan ini memperlihatkan beberapa fenomena di masyarakat. Pertama,
manusia suka menambah-nambahkan pembicaraan dengan ‘bumbu penyedap’ sehingga
cerita jadi lebih menarik, sekalipun cerita itu sudah keluar dari fakta yang
sebenarnya. Kedua, manusia seringkali tidak amanah jika dititipi uang.
Seringkali jumlah uang berkurang ketika sampai di tempat tujuan. Fenomena
menguapnya dana-dana bantuan ketika sampai pada para penerima adalah salah satu
bukti nyata.
Karena perbandingan itulah, uang sering digunakan sebagai
indikator untuk menunjukkan baik-buruknya seseorang. Uang ibarat kertas lakmus,
yang bisa membedakan seseorang itu bersifat ‘asam’ atau ‘basa’. Titipkan uang padanya,
untuk diserahkan kepada orang lain atau untuk kita ambil kembali. Kalau
jumlahnya berkurang, yakinlah bahwa orang itu perilakunya buruk. Tapi kalau
jumlahnya tetap atau bahkan bisa bertambah, orang itu perilakunya baik.
Ternyata, konteks ini tidak hanya berlaku untuk perorangan,
tetapi juga pada suatu lembaga. Jadi, kalau ada suatu lembaga yang dititipi
sejumlah dana, dan ia bisa menjaga dan mengelolanya hingga jumlahnya tidak
berkurang atau bahkan bisa berlebih, maka lembaga ini bisa disebut sebagai
sebuah lembaga yang baik. Sebaliknya, apabila ada suatu lembaga yang
mengemplang dana titipan, menggunakannya untuk kepentingan pribadinya, atau
hal-hal lain yang melanggar hukum, sehingga menyebabkan pihak penitip
kehilangan dananya, maka lembaga ini bisa dicap sebagai lembaga yang buruk.
Orang-orang yang baik, atau lembaga-lembaga yang baik,
memperlakukan dana-dana yang dititipkan padanya, benar-benar hanya sebagai
titipan. Sebanyak apapun jumlah dananya. Tidak ada maksud untuk memiliki atau
menguasainya. Dana yang dititipkan, dicatat dengan baik, kemudian dikelola
dengan cara-cara yang baik. Suatu saat, ketika si penitip atau pemilik dana
bermaksud menarik dananya, maka dana itu harus diberikan. Tentu saja harus
disertai dengan beberapa persyaratan yang membuktikan kepemilikannya.
Ada satu kata penting. Kredibilitas. Dana titipan nasabah
dijaga dan dikelola, sehingga siap untuk diserahkan setiap saat jika nasabah
ingin menariknya. Tidak pernah keluar alasan, kami kekurangan dana.
Inilah filosofi kehidupan. Harta kita, adalah titipan.
Anak-anak kita, adalah titipan. Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kita
miliki, adalah titipan. Ketenaran, adalah titipan. Nyawa kita, adalah titipan.
Bisa jadi hari ini kita dititipi-Nya harta yang melimpah. Bisa jadi hari ini
kita dititipi-Nya jodoh yang salehah, pandai, dan menyenangkan. Bisa jadi hari ini
kita dititipi-Nya pengetahuan dan keterampilan terbaik. Bisa jadi juga, hari ini
kita dititipi-Nya karunia kehidupan yang membahagiakan. Semuanya itu, adalah
anugerah yang harus kita syukuri.
Filsafat jawa menyebut Manungso Urip Mung Numpang Ngombe.
Kehidupan manusia hanya sekedar mampir minum saja. Hanya sebentar. Harta yang
kita miliki, bersifat sementara. Ia bisa berkurang, dan bisa juga bertambah. Pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, suatu saat mungkin tidak akan
berguna. Kita lahir sebagai nothing, hari ini mungkin sudah jadi something.
Akankah kondisi something itu bisa terus kita pertahankan sepanjang usia dunia?
Dan nyawa yang hari ini menyatu dalam badan kita, suatu saat akan diminta-Nya
kembali. Tidak ada yang abadi. Semua itu adalah titipan. Suatu saat, Sang
Pemilik akan mengambilnya. Cepat atau lambat. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Perlakuan kita terhadap titipan-Nya, akan menentukan tujuan
paling akhir dari kehidupan kita masing-masing. Kondisi akhir titipan itu pada
saat akan diambil oleh Sang Pemilik, akan menentukan baik-buruknya kita. Sampai
saat ini, Banyak organisasi sudah dan masih terus membuktikan dirinya sebagai
lembaga yang baik. Bagaimana dengan kita?