Saya, dan saya rasa Anda juga tentunya, mungkin pernah berkhayal menjadi seseorang yang luar biasa, dengan segala pemaknaan luar biasa ...
Saya, dan saya rasa Anda juga tentunya, mungkin pernah berkhayal menjadi seseorang yang luar biasa, dengan segala pemaknaan luar biasa
di dalam kepala Anda, bisa jadi maknanya terkenal, kaya raya, pintar,
dermawan, bijaksana, idola, shaleh, punya istri/suami cantik/gagah,
bahkan mungkin gabungan dari semua itu, benar-benar luuaarrr biasa,
apakah terbayang di dalam kepala Anda?
Ketika Anda membaca artikel ini,
mungkin Anda juga tengah senyum-senyum sendiri sekarang, karena kalau
itu benar-benar terjadi pada diri Anda, tentu akan sangat bahagia.
Jalan-jalan di pertokoan, lalu ada orang-orang yang histeris mengejar Anda, untuk minta tanda tangan, setiap ada acara-acara sosial anda
diundang sebagai tamu utama, kemana anda pergi tidak ada seorangpun yang
tidak mengenali Anda, kalau Anda berjalan bersama istri/suami Anda,
maka berpasang-pasang mata akan cemburu dan berharap suami/istri Anda
adalah suami/istri mereka (oopss tunggu dulu, sepertinya agak berlebihan), heheh :D.
Setiap
kita diciptakan dengan keseluruhan potensi yang telah menyatu dengan
diri kita. Kita yang hari ini adalah kita, yang paling tepat untuk diri
kita, karena pengalaman-pengalaman kita, proses pembelajaran kita dan
keseluruhan hal yang kita ketahui di dalam kehidupan hingga hari ini,
itulah yang telah membentuk diri kita. Kita belum pernah belajar untuk
jadi orang lain, kita pun, belum pernah punya pengalaman untuk menjadi
orang lain, dan sejarah yang kita catat dalam kehidupan kita pun sejarah
kita sendiri, bukan sejarah orang lain.
Oleh karenanya menerima diri
kita apa adanya sembari terus menjadikannya lebih baik adalah pilihan
yang paling tepat dan masuk akal, kalau pun, kita ingin seperti orang
lain, maka kita harus belajar mulai hari ini, untuk dapat menjadi lebih
baik dari diri kita yang sekarang, dan nantinya yang kita bentuk dari
kita adalah “orang lain” dalam versi kita, dan itu tetaplah diri kita,
oleh karenanya dari pada sibuk menjadikan diri kita sebagaimana orang
lain, maka lebih baik menjadikan diri kita sebagai diri kita yang
terbaik, diri kita dengan potensi paling maksimal dan diri kita, yang
paling membanggakan dalam versi kita.
Menjadi
diri kita sendiri, berarti menerima keberadaan kita dengan segenap
potensi, menerima kelebihan dan kekurangan, menerima kecerdasan
dan mungkin kebodohan, menerima kesuksesan yang pernah diraih dan
juga kegagalan yang pernah dialami, karena memang itulah diri kita
sebenarnya.
Sembari menerima itu semua, kita juga punya tanggungjawab
besar untuk memberikan kebanggaan bagi diri kita, alat ukurnya bukanlah
orang lain, alat ukurnya adalah apakah Anda telah menjadi lebih baik
dari diri anda yang kemarin, karena jika alat ukurnya orang lain, bisa
jadi apa yang Anda raih hari ini bukanlah sesuatu yang membanggakan,
tetapi jika itu adalah sesuatu yang lebih baik dari diri Anda yang
kemarin, maka itu tetaplah sebuah capaian keberhasilan.
Kesuksesan bagi
seseorang belumlah tentu bernilai kesuksesan bagi orang lain, maka
mengukur diri dengan ukuran diri kita adalah jauh lebih baik dari pada
mengukur diri dengan menggunakan ukuran orang lain, apalagi yang tidak
sepadan dengan Anda. Bukan kah, Anda tidak akan mau menggunakan pakaian
yang tidak sesuai dengan gaya Anda?, karena bisa jadi membuat Anda
benar-benar merasa tidak nyaman, karena itu “bukan gue banget...”.
Semoga kebahagian, kedamaian dan keberlimpahan selalu menyertai kita semua.